Apa Itu Buddhisme?
Buddhisme bukanlah agama alkitabiah. Agama ini didirikan oleh Siddharta Gautama, alias Buddha. Dia lahir sebagai kaum bangsawan. Menurut ceritanya, Suddhodana, ayahnya, memerintahkan Siddharta hidup terpencil untuk melindungi dia dari kesakitan dan penderitaan dunia. Namun suatu hari Siddharta berkelana di dunia dan terpapar dengan penderitaan hidup. Keesokan harinya dia meninggalkan kerajaannya dan putranya yang baru lahir untuk menjalani gaya hidup pertapaan. Setelah bertapa selama enam tahun, pada suatu hari seorang gadis muda menawarkannya semangkuk nasi. Begitu dia menerimanya, “dia menyadari bahwa penghematan jasmani bukanlah cara untuk meraih pembebasan.” [1] Selanjutnya, dia mengajarkan jalan moderasi di antara dua ekstrim, kesenangan sensual dan penyiksaan diri. Dia menyebut hal ini sebagai “Jalan Tengah.” Malam itu Siddhartha duduk di bawah pohon Bodhi. Dia bermeditasi sampai subuh. Dia diduga telah memurnikan pikirannya dari semua kecemaran dan mencapai “pencerahan,” sehingga berhak menerima julukan Sang Buddha (“Yang Tercerahkan”). [2]
Sebagian besar ajaran Buddhisme adalah sebuah agama dari Timur, namun juga cukup popular di Barat. Agama ini lebih kurang diasosiasikan dengan Hinduisme karena keduanya mengajarkan: (1) Karma (perbuatan seorang individu [sebab] memengaruhi masa depan orang tersebut [akibat]), (2) Samsara (siklus bersifat karma atau reinkarnasi, intinya sebuah siklus yang terus berputar tanpa tujuan; juga populer dalam ajaran Jainisme), dan (3) Maya (sifat dunia yang ilusif; dasar penekanan yoga dan meditasi dalam pemikiran India. Penganut Buddhisme percaya bahwa tujuan akhir dalam hidup adalah mencapai pencerahan atau Nirvana). Baca “Apa itu Hinduisme?” di bawah.
Dalam perjalanannya menuju “pencerahan,” Buddha berbicara tentang “Empat Kebenaran Agung:” (1) kebenaran penderitaan, (2) kebenaran penyebab penderitaan, (3) kebenaran akhir penderitaan, dan (4) kebenaran jalan yang menuntun pada akhir penderitaan. Delapan unsur jalan untuk mencapai pencerahan spiritual dan mengakhiri penderitaan dapat dirangkum sebagai: (1) pemahaman yang benar, (2) pemikiran yang benar, (3) perkataan yang benar, (4) perbuatan yang benar, (5) cara-cara mencari nafkah yang benar, (6) sikap mental yang benar, (7) perhatian yang benar, dan (8) konsentrasi yang benar. [3]
Lewat kurun waktu, Buddhisme telah berevolusi. Saat ini sudah cukup beragam. Ada tiga aliran Buddhisme: (1) Theravada, (2) Mahayana, dan (3) Vajrayana. Theravada adalah wujud biarawan dari Buddhisme, sementara Buddhisme Mahayana diperuntukkan bagi kaum awam. Buddhisme Vajrayana, sering disebut sebagai Buddhisme Tibet, meyakini ajarannya sebagai jalan yang lebih cepat dan efektif menuju pencerahan. Di dalam ketiga aliran utama Buddhisme ini ada banyak cabang lainnya: Zen, Tendai, Nichiren, Shingon, dan Ryobu, dll.
Cakupan pengajaran dalam Buddhisme cukup luas dan beragam, tergantung pada versi aliran Buddhisme mana yang diyakini. Daftar berikut membandingkan dan mengkontraskan beberapa pengajaran Buddhisme dan Kekristenan.
Kekristenan Allah menciptakan alam semesta.
Ayat Firman Kej. 1:1; Kol 1:16-17; Ibr. 1:3
Buddhisme Menolak ide akan adanya pencipta yang maha tahu, maha kuasa, maha hadir. Menyangkal bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah yang pribadi dan sadar akan dirinya.
Kekristenan Berpusat pada Allah: Sasaran utama menyembah Allah dan
menikmati Dia selamanya.
Ayat Firman 1 Kor .10:31; Rom. 11:36; Maz. 73:24-26
Buddhisme Berpusat pada diri: Sasaran utama menghilangkan penderitaan diri.
Kekristenan Dilahirkan kembali (lahir baru) hanya melalui Kristus semata, bukan upaya manusia. Dalam dunia ini orang Kristen mengalami kesengsaraan, namun selanjutnya, tidak ada lagi air mata atau kedukaan.
Ayat Firman Yoh. 3:1-8; 16:33; Ef. 2:8-10; Wah. 21:4
Buddhisme Kelahiran kembali (reinkarnasi) adalah kepercayaan utama. Siklus reinkarnasi yang tidak berkesudahan hanya dapat dihentikan dengan cara mencapai Nirwana.
Kekristenan Alkitab adalah Firman Allah yang diilhami.
Ayat Firman 2 Tim. 3:16; 2 Pet. 1:20-21
Buddhisme Tripitaka adalah kitab Buddhisme; (1) Sutta Pitaka, ceramah Sang
Buddha, (2) Vinaya Pitaka, peraturan bagi para biksu (pria) dan biksuni (wanita), dan (3) Abhidhamma Pitaka, penjelasan teoritis atas sifat realita dan cara pikiran manusia bekerja pada umumnya.
Kekristenan Semua manusia, kecuali Yesus, memiliki sifat alami dosa.
Ayat Firman Maz. 51:5; Rom. 3:23; Ef. 2:1-3
Buddhisme Dosa bukanlah sebuah konsep penganut Buddha. Manusia hanyalah tidak trampil atau tidak bermanfaat dan tidak membutuhkan Juru Selamat.
Kekristenan Keselamatan hanyalah melalui Kristus, oleh kasih karunia semata.
Ayat Firman Yoh. 3:16; Ef. 2:8-10; Rom. 5:8
Buddhisme Cara keselamatan adalah dengan mencapai Pencerahan/Nirwana, dengan mengikuti Jalan Mulia Berunsur Delapan
Para penganut Buddhisme membutuhkan Kristus. Baca “Apakah Yesus SATU-SATUNYA JALAN ke Surga?” berikut ini.
Referensi
[1] Monique Chelin, Switch on Life!: Activate Your Personal Potential, (Switch it On!, 2006).
[2] Gill Farrer-Halls, The Illustrated Encyclopedia of Buddhist Wisdom, (Quest Books, 2000).
[3] Thich Nhat Hanh, The Heart of the Buddha's Teaching, (Broadway Books, 1999).
[4] Paul De Neui and David Lim, Communicating Christ in the Buddhist World, (William Carey Library Publishers, 2006).
Topik Terkait Lainnya
Is Jesus the ONLY WAY to Heaven?
What is the Oldest Religion in the World?
List of False Religions?
Dr. Joseph R. Nally, Jr., D.D., M.Div. is the Theological Editor at Third Millennium Ministries (Thirdmill).