Apakah Doktrin Trinitas Penting?

Pertanyaan

Saya dengar bahwa tidak ada yang dapat diselamatkan tanpa menerima doktrin Trinitas, namun bahkan mereka dengan pemikiran teologis yang paling mumpuni sekalipun berdebat tentang hal ini – bukan hanya tentang pemahamannya, namun juga apakah ini dapat berasal dari Alkitab! Apakah pencuri yang bertobat di atas salib tahu tentang doktrin Trinitas? Ketika masyarakat tradisional Kepulauan Pacific menjadi Kristen, misalnya, apa pandangan mereka tentang doktrin Trinitas? Bagaimana dengan orang Kristen pada umumnya yang mungkin tidak terlalu tertarik dengan aspek-aspek doktrin pengajaran ini yang membingungkan? Seberapa pentingnyakah hal ini jika mayoritas orang Kristen hanya tahu sangat sedikit tentang masalah di seputar doktrin ini? Dapatkah dikatakan bahwa mereka benar percaya jika pada dasarnya mereka tidak tahu tentang pembenaran alkitabiah akan hal ini, termasuk kontradiksi yang kelihatannya begitu banyak di Alkitab yang diasosiasikan dengan hal ini? Mengapa pengajaran ini dianggap sebagai kebenaran fundamental ketika bahkan akademisi Kristen yang terbesarpun mengakui ada begitu banyak kesulitan teknis di seputar hal tersebut?

Jawaban

Hal ini sangatlah kompleks dan abstrak. Bahkan sesungguhnya, gereja membutuhkan sampai tahun 451 S.M. (pada Konsili Kalsedon) untuk memfinalisasikan pernyataan resmi atas kebanyakan hal yang menjadi isu di seputar hal ini. Bahkan saat ini Gereja Ortodoks Timur berbeda pendapat dengan Gereja Katolik Roma dan kebanyakan gereja Protestan perihal natur dari Trinitas ekonomik.

Saya tegaskan dengan jelas bahwa saya tidak percaya bahwasanya memahami doktrin Trinitas (baik secara ontologis maupun ekonomik) merupakan hal esensial bagi keselamatan. Sesungguhnya, saya akan bertaruh bahwa jarang sekali ada orang yang memahami doktrin ini saat menjadi Kristen.

Namun, saya yakin penting bagi kita sebagai orang Kristen untuk paling tidak memahami bahwa hanya ada satu Allah, dan Dia ada dalam tiga pribadi berbeda yang tidak identik satu dengan lainnya. Saya juga merasa penting bahwa kita memahami Kristus sebagai satu pribadi dengan dua natur. Ide-ide ini penting karena mereka memiliki implikasi praktis bagi:

  • Cara kita berdoa – Kepada siapa kita dapat berdoa? Apakah lebih efektif berdoa kepada Bapa dibandingkan kepada Anak? Apakah ada lebih dari satu Allah?
  • Cara kita menyembah – Siapa yang dapat kita sebut sebagai objek penyembahan kita? Kebenaran apa saja yang dapat kita nyatakan dalam pujian baginya/mereka?
  • Cara kita berpikir tentang relasi di antara kita dan dengan Allah – Dalam kesatuan kita dengan Kristus, apakah kita dipersatukan hanya dengan seorang manusia? Hanya dengan Allah? Hanya dengan seorang dewa? Apakah kita juga dapat menjadi dewa?
  • Terlebih lagi, pandangan kita akan hal-hal yang berkaitan dengan Trinitas dan kesatuan hipostatik (kemanusiaan dan keilahian Yesus Kristus) sangatlah memengaruhi cara kita membaca Alkitab. Hal ini memengaruhi penafsiran kita akan banyak bagian Firman, dan oleh karenanya memengaruhi aplikasi yang kita tarik dari bagian-bagian Firman tersebut. Hal ini juga memengaruhi pemahaman kita akan keandalan Alkitab (dan Allah) karena hal ini berurusan dengan bagian-bagian yang terlihat seolah-olah berkontradiksi. Karena isu-isu ini begitu fundamental bagi kehidupan Kristen, saya menganggap mereka sangat penting.

    Tentu saja, beberapa aspek yang lebih teknis dari doktrin-doktrin ini harus berjalan secara spekulatif di tanah-tanah yang telah ditapaki dengan aman oleh Allah. Namun ada beberapa aspek fundamental dari doktrin-doktrin ini dimana tidak ada akademisi Kristen yang tidak setuju, sekaligus tidak terlalu spekulatif – yaitu bahwa Allah ada dalam tiga pribadi dan satu esensi, dan bahwasanya Kristus ialah satu pribadi dengan dua natur, sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Saya berharap dapat melihat adanya toleransi yang besar terhadap mereka yang kurang pengetahuan/agnostik dalam area ini. Kurangnya pemahaman atas doktrin-doktrin ini menghilangkan salah satu kesempatan yang kaya bagi pertumbuhan dan penyembahan, namun sama sekali tidak mengancam keselamatan jiwa. Namun, ada bahaya besar yang dapat timbul jika berpegang pada ide-ide yang disalahpahami tentang perihal ini. Misalnya, mereka yang menolak keilahian dan/atau kemanusiaan Kristus tidak dapat diselamatkan (Yoh. 20:30-31; 1 Yoh. 2:22; 4:2-3; 2 Yoh. 7). Dalam hal ini, saya sangat membedakan antara ketidaktahuan pasif dan penolakan aktif.

    Saya menduga bahwa sekalipun kebanyakan orang Kristen tidak terlalu banyak memikirkan hal-hal ini, kebanyakan juga mengasumsikan begitu banyak hal yang bergantung pada doktrin ini (mis. Yesus adalah Juru Selamat yang cukup dan dapat dipercaya; baik adanya untuk berdoa pada Yesus; pembaptisan haruslah dilakukan dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus). Saya juga menduga bahwa kebanyakan orang Kristen sebenarnya tahu jauh lebih banyak tentang doktrin-doktrin ini daripada yang mereka sadari. Coba perhatikan paralel dalam tata bahasa: kebanyakan orang yang berbicara bahasa Inggris tidak mampu mengurai sebuah kalimat dan bagian-bagian yang termasuk dalam kalimat tersebut, namun tetap mereka mampu berbicara dengan cukup baik. Mereka mengenal tata bahasa yang baik walaupun mereka tidak dapat mendefinisikannya.

    Jawaban oleh Ra McLaughlin

    Ra McLaughlin is Vice President of Finance and Administration at Third Millennium Ministries.

    Q&A