Menebus Masyarakat?

Pertanyaan

Saya punya beberapa pertanyaan tentang beberapa kecenderungan kaum Kalvinis yang saya lihat di internet. Apakah seorang Kristen seharusnya bekerja demi suatu masyarakat yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai Kristiani? Jika ya, kelihatannya ada kontradiksi dengan injil karena dunia ini Sebagian besar adalah dunia mereka yang tidak ditebus. Sebagai seorang guru, tugas saya tidak dapat difokuskan pada mengubah dunia atau menjadikan orang manusia yang lebih baik dan seterusnya. Ini adalah pendekatan humanistik dan Arminianisme – percaya pada kualitas dan potensi manusia untuk membuat perubahan dalam dunia yang sudah terhilang. Pekerjaan saya adalah pekerjaan Allah dan saya melakukan kegiatan sesuai nilai- nilai Alkitab, dan satu-satunya keyakinan saya adalah pada Allah dan satu-satunya nilai saya ialah nilai-nilai injil dalam segala situasi. Jika seseorang menempatkan nilai-nilainya pada dunia ini, terlepas dari kecondongan politiknya, maka dia telah bercampur dengan dosa, kuasa, dan ambisi dunia ini.

Jawaban

Kaum Kalvinis sebenarnya memegang cukup banyak pandangan berbeda tentang pengaruh injil bagi masyarakat. Beberapa menganggap tidak penting berupaya khusus untuk memengaruhi masyarakat, sementara yang lainnya menganggap hal ini sangat penting. Mereka yang menganggap bahwa memengaruhi masyarakat itu penting sebagian besar selaras dengan pemikiran John Calvin. Ingat bahwa Calvin sendiri hidup dalam dunia yang tidak mengenal pemisahan antara gereja dan negara, dan dia sendiri hidup di sebuah kota (Jenewa, Swiss) dimana dewan kota juga menjalankan banyak aspek gereja. Karena masyarakat berpengaruh besar terhadap gereja pada masanya, gagal memengaruhi masyarakat secara positif berarti membiarkan dunia secara negatif memengaruhi gereja.

Ide dasar bahwa orang Kristen seharusnya memengaruhi masyarakat mengalir dari doktrin kerajaan Allah. Doktrin Kalvinis ini mengajarkan bahwa walaupun dunia telah jatuh ke dalam dosa, tetap ini adalah dunianya Allah. Ketika Kristus datang pertama kali, Dia menginagurasi kerajaan Allah, yang kita lihat dimanifestasikan dalam dunia sebagai gereja, dan saat ini Dia sedang memerintah kerajaan ini. Lebih jauh lagi, ide Kalvinis tentang injil bukan hanya Allah menyelamatkan orang berdosa, namun Allah juga menyelamatkan ciptaan. Dia sedang memulihkan dunia menuju keteraturan sempurna, seperti yang Dia ciptakan dan nikmati sebelum dosa manusia menjerumuskan dunia ke dalam kegagalan. Tentu saja, dorongan dan cara untuk menyebarkan injil adalah demi keselamatan manusia. Namun demikianpun, harapan besar dari injil juga mencakup pemulihan seluruh ciptaan (mis. Rom. 8:19-22; Ef. 1:10; Kol. 1:15-20; 2 Pet. 3:13; Wah. 21:1-4). Dalam memengaruhi masyarakat, banyak kaum Kalvinis menganggap diri mereka sebagai prajurit yang berperang dalam pasukan Allah. Mereka mengambil kembali apa yang sejatinya milik Allah dan umatNya, namun telah direbut oleh manusia berdosa.

Alasan lain yang diyakini penting bagi kaum Kalvinis untuk memengaruhi masyarakat ialah bahwa Alkitab sering menekankan pentingnya keadilan rakyat. Di Alkitab, Allah menghakimi banyak masyarakat, termasuk bangsa Israel kuno, karena gagal membela hak-hak rakyat bagi mereka seperti anak yatim, janda, pengembara, dan kaum miskin. Dia juga menghakimi bangsa-bangsa yang bertindak jahat dalam penyembahan berhala, dan mereka yang memperlakukan bangsa lainnya dengan semena-mena. Perjanjian Baru juga menegaskan pemikiran seperti ini saat menyampaikan bahwa otoritas sipil adalah pelayan-pelayan Allah untuk mendatangkan kebaikan (Rom. 13:1ff.), dan ketika mendorong orang Kristen berdoa untuk memengaruhi tindakan pemimpin rakyat mereka (1 Tim. 2:1-4).

Namun alasan lain yang kaum Kalvinis yakini dalam memengaruhi masyarakat adalah bahwa hal tersebut memfasilitasi penyebaran injil. Ketika masyarakat mengizinkan memiliki Alkitab dan penginjilan, dan saat seni dan adat istiadat sosialnya mengajarkan nilai dan konsep alkitabiah, maka injilpun semakin siap untuk dapat diakses oleh warganya. Ada lagi alasan lainnya yaitu kaum Kalvinis percaya dalam melakukan segala sesuatunya bagi kemuliaan Allah, dan Allah semakin dipermuliakan oleh masyarakat yang mengakui dan menaatiNya dibandingkan masyarakat yang memberontak melawan Dia.

Demikianpun, hal ini tidak berarti bahwa mengubah masyarakat merupakan sasaran yang lebih tinggi dibandingkan menyelamatkan jiwa, atau semua orang dipanggil untuk terlibat aktif dalam perubahan politik dan sosial. Hal ini juga bukan berarti bahwa kita harus mengadakan perubahan ini melalui kemampuan kita sendiri sebagai manusia. Sebaliknya, idenya adalah sasaran Allah, dan sesungguhnya berkat-berkatNya bagi umatNya, termasuk menjadikan dunia tempat yang lebih baik bagi umatNya, dan tempat yang lebih memuliakan bagi DiriNya sendiri. Karena hal-hal ini termasuk dalam sasaran Allah, Dia memampukan dan menguatkan orang Kristen untuk berpartisipasi dalam perluasan kerajaanNya dalam area-area ini. Pemikirannya bukanlah berarti bahwa dunia akan menjadi tempat yang lebih baik melalui upaya humanistik manusia yang telah berdosa, namun Allah yang menjadikan dunia tempat yang lebih baik bagi umatNya.

Sebuah cara utama bahwa orang Kristen memengaruhi dunia untuk menjadi lebih baik adalah dengan cara bagaimana anda menjabarkan hidup dan pekerjaan anda. Dengan mengajar dalam cara yang saleh, dan dengan kehadiran anda sebagai orang Kristen di dunia yang telah berdosa, anda memengaruhi dunia dan masyarakat anda dalam cara-cara yang positif bagi Allah. Sembari anda menerapkan nilai-nilai injil dalam semua situasi, dan ketika situasi ini melibatkan dunia dan masyarakatnya, anda menolong memperluas kerajaan Allah, dan anda memengaruhi yang lainnya secara positif bagi Kristus -- termasuk memengaruhi mereka untuk bertindak dan berpikir layaknya pengikuti-pengikutNya yang setia. Berkaitan dengan partai politik, pemilu, nasionalisme, dll., sepanjang injil membentuk opini dan tindakan politik anda, maka anda sebagai seorang Kristen sedang memberikan pengaruh pada masyarakat dan politik. Tentu saja, kesetiaan tertinggi anda haruslah pada Kristus, namun hal ini tidak berarti kita tidak dapat memiliki kesetiaan dengan takaran yang lebih kecil pada negara kita. Bahkan, perintah Paulus agar kita menaati otoritas sipil sesungguhnya dalam banyak hal adalah perintah agar kita menunjukkan kesetiaan pada pemerintahan sipil kita dengan menaati hukum yang mereka tetapkan (Rom. 13:1-7).

Tidak semua kaum Kalvinis berpikir seperti ini tentang keterlibatan mereka dengan masyarakat, namun pandangan yang saya kemukakan di sini sudah cukup lazim. Pandangan ini juga tidak berada di ujung ekstrim dari pandangan-pandangan yang ada.

Jawaban oleh Ra McLaughlin

Ra McLaughlin is Vice President of Finance and Administration at Third Millennium Ministries.

Q&A