Dapatkah seorang homoseksual masuk surga? Saya tahu apa yang sepertinya Alkitab katakan, tapi dengan kenyataan hanya begitu sedikit bagian Alkitab yang didedikasikan untuk membicarakan “aktivitas” ini, apakah sebenarnya cukup, tanpa secuil keraguanpun, untuk mengatakan bahwa kaum homoseksual yang mempraktekkan gaya hidup ini secara aktif pasti akan masuk neraka?
Jawaban singkatnya ‘ya, ada kemungkinan bagi seorang homoseksual aktif untuk dapat masuk surga.’ Namun, lanjutkan membaca. Hal ini bukanlah sebuah jawaban sederhana ya atau tidak.
Homoseksualitas adalah sebuah dosa – dosa yang mengerikan, tapi bukankah demikan juga halnya dengan perzinahan, berdusta, menipu pajak, mencuri, dll. Namun, homoseksualitas bukanlah penghujatan terhadap Roh Kudus (yang biasanya dipahami saat mengatribusikan pekerjaan Roh Kudus sebagai kuasa kegelapan; Mat. 12:31-32). Oleh karenanya, keselamatan masih menjadi sebuah kemungkingkinan. Perhatikan saya mengatakan ‘sebuah kemungkinan (possibility),’ bukan ‘sebuah kemungkinan yang sangat mungkin terjadi (probability).’ Silakan lanjutkan membaca.
Saat ini penting sekali untuk membedakan antara empat tipe homoseksual yang aktif mempraktekkan hidup seperti ini:
Jenis tiga kaum homoseksual yang pertama (#1 - #3 di atas) seharusnya dirangkul oleh Gereja. Mereka seharusnya diajar dalam iman dan didisiplin dengan kasih sebagaimana yang diperintahkan Yesus (Mat. 18:15-20). Baik pendosa maupun Gereja seharusnya mengharapkan pertobatan (perhatikan kata “saat ini” dalam #1 dan #2, mis. ada perubahan yang diharapkan). Doa, puasa, dan pengajaran wajib dilakukan. Namun, jenis yang terakhir (#4 di atas), yang telah memiliki pengenalan akan Allah, dan dengan sengaja berdosa terhadap Dia, membuat-buat alasan atas dosa mereka (seperti merevisi Alkitab untuk menenangkan teguran Roh), menggoda yang lain untuk ikut berdosa, dan sama sekali tidak bermaksud untuk berhenti berdosa; mereka tidak memiliki keselamatan sejati.
Jadi, meskipun 1 Korinthians 6:9 mengatakan bahwa homoseksual tidak akan mewarisi kerajaan Allah, bukan berarti semua tipe kaum homoseksual tidaklah selamat (mis. #1 - #3 di atas). Paulus masih berbicara kepada Gereja. Dia sedang mengajarkan Gereja. Dia katakan belajarlah dari Kristus. Dia sedang mengajak untuk ‘datang dan miliki pengenalan yang utuh akan dosa dan bertobatlah’ dari praktek-praktek dosa.
Maksud Paulus dalam perikop ini adalah ‘beberapa’ orang Kristen di Korintus yang bersikap sama seperti mereka yang tidak selamat. Secara khusus, mereka saling menuntut dalam kecurangan. Jadi, untuk membuat mereka sadar akan betapa bobroknya kecurangan mereka, dia mengelompokkan hal ini dengan dosa-dosa mengerikan lainnya, termasuk homoseksualitas. Tujuannya adalah agar mereka sadar bahwa tindakan mencurangi orang Kristen lainnya bukan sebuah celah yang dapat diterima. Sebaliknya, justru ini adalah dosa utama, sama seperti penyembahan berhala, homoseksualitas, dll. (pada hakekatnya, semua dosa mengerikan). Apakah Anda menyadari betapa berdosanya dosamu?
Jadi, ada beberapa di Korintus, walaupun mereka telah benar-benar diselamatkan, masih berpikir mereka tetap bisa bertindak seperti sebelum diselamatkan. Paulus justru mengajarkan sebaliknya. Sekarang, jika seseorang memiliki tipe ‘dosa yang sudah menjadi kebiasaan’ ini dalam hidup mereka, seharusnyalah mereka memeriksa diri sendiri untuk melihat apakah mereka memang sudah benar-benar “di dalam iman.” Sebagaimana Paulus katakan, “Ujilah dirimu sendiri untuk melihat, apakah kamu tetap di dalam imanmu. Periksalah dirimu sendiri” (2 Kor 13:5). Dosa-dosa berulang yang masih terus bercokol saat ini bisa jadi adalah indikator belum diselamatkan! Baca A Salvation Check-Off List. Paulus sesungguhnya sedang menyampaikan – jika benar anda memang telah sungguh diselamatkan, bertindaklah sesuai dengan jati dirimu yang baru, yaitu sebagai ciptaan baru.
Sekalipun demikian, jangan sampai maksud Paulus luput dari perhatian – penipuan, perampokan, homoseksualitas, dll. adalah dosa yang mengerikan, dan orang Kristen diperintahkan untuk tidak melakukannya. Bahkan, Paulus sesungguhnya mengajarkan di pasal sebelumnya bahwa jika orang Kristen terus melakukan perbuatan-perbuatan tersebut tanpa pertobatan, maka mereka haruslah dikucilkan (1 Kor. 5:9-13). Namun, tetap tujuan utama pengucilan adalah untuk dapat menyelamatkan – orang yang mengaku Kristen dikucilkan dengan harapan mereka akan bertobat (1 Kor. 5:5; bdg. Mat. 18:15-20).
Jadi, memang mungkin untuk tetap ‘mempraktekkan’ homoseksualitas (sebagaimana halnya dengan dosa lainnya, kecuali penghujatan terhadap Roh Kudus) dan masih diselamatkan. Namun perlu sangat waspada dalam hal ini; jangan biarkan ini menjadi alasan untuk dosa (bdg. Mat 7:21). Allah mengenal hati kita (Yer 17:10; Rom 2:6). Hati kita sangatlah penuh dengan tipu muslihat (Yer 17:9). Jangan bodoh; jangan membodohi dirimu sendiri dan berpikir bahwa anda adalah sudah selamat namun sesungguhnya tidak. Semua ini tergantung atas sikap pribadi orang tersebut terhadap dosa yang sedang dipertanyakan: (1) apakah saat ini mereka selamat namun masih terjebak dalam dosa tertentu sembari terus “dengan penuh kesungguhan” melawan dosa yang saat ini masih bercokol dalam hidup mereka dan benar-benar bergantung sepenuhnya atas kasih karunia Allah semata-mata; (2) apakah mereka berdosa karena ketidak-tahuan, namun telah diselamatkan dan sedang terus bertumbuh dalam kasih karunia sehingga pada waktunya akan dibebaskan dari dosa tersebut; (3) apakah saat ini mereka adalah korban kekerasan atau perdagangan manusia; atau (4) apakah mereka secara sadar memberontak melawan Allah – karena belum diubahkan oleh Roh – yang artinya, mereka hanyalah pemimpi yang meremehkan Firman Allah, yang bahkan kadang kala mencoba untuk mengubah Firman untuk dapat menghibur nurani mereka. Sementara tiga kelompok pertama yang dibahas di sini memang memiliki pergumulan yang besar, kelompok yang terakhir ini jelas belum dilahirbarukan.
“Ujilah dirimu sendiri untuk melihat, apakah kamu tetap di dalam imanmu. Periksalah dirimu sendiri” (2 Kor 13:5).
Dr. Joseph R. Nally, Jr., D.D., M.Div. is the Theological Editor at Third Millennium Ministries (Thirdmill).