Apakah Kidung Agung 8:8-9 mendorong pernikahan dini?
Kidung Agung 8:8-9: Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang? Bila ia tembok, akan kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami palangi dia dengan palang kayu aras.
Makna ayat ini dirangkum dengan baik oleh D. A. Carson sebagai berikut:
Bagian ini sangat penting tentang tema memastikan bahwa ekspresi cinta yang diwujudkan secara jasmani harus dijaga sampai saat yang tepat. Ini bukan tema baru di dalam kitab ini namun sekarang muncul dengan cara yang berbeda. Hal ini berbicara tentang sebuah keluarga yang setia dan penuh kasih, yang melindungi adik perempuan mereka dari penyalah-gunaan seks. Sejak mudanya, sebelum fisiknya berkembang (buah dadanya pun belum bertumbuh), kakak laki-lakinya, terlebih khusus, mendisiplin dia dan mendorongnya untuk memelihara tubuhnya hanya untuk lelaki yang akan dinikahinya. Hari yang dimaksud bagi anak perempuan ini adalah hari dimana saat usianya sudah cukup untuk menikah. [1]
Kidung Agung 8:8-9 bukan mendorong pernikahan dini. Sebaliknya, bagian ini menekankan untuk menjaga kemurnian anak-anak – bertahan dalam kesucian dan kebaikan. Karena, kesucian sangatlah bernilai dan berharga (“perak”), sehingga anggota keluarganya membangun barikade (“tembok”) di sekelilingnya untuk melindungi dia.
Note
[1] Carson, D. A., R. T. France, J. A. Motyer, and G. J. Wenham, eds. New Bible Commentary: 21st Century Edition. 4th ed. Leicester, England; Downers Grove, IL: Inter-Varsity Press, 1994.
Dr. Joseph R. Nally, Jr., D.D., M.Div. is the Theological Editor at Third Millennium Ministries (Thirdmill).