Saya bergumul dengan keraguan tentang Alkitab dan keselamatan saya. Dalam studi saya untuk mengatasi keraguan ini, ayat yang selama ini saya gunakan untuk menjabarkan dosa adalah Roma 3:23, yang memiliki frasa “kehilangan kemuliaan Allah.” Namun saya tidak dapat memahami apa yang sebenarnya dimaksud oleh frasa tersebut. Dapatkah anda menolong?
Frasa “kehilangan” dapat berarti banyak hal, tergantung pada konteks; istilah ini tidak memiliki satu makna secara konsisten di sepanjang Alkitab. Ketika anda menemukan frasa seperti “kehilangan” dan “salah sasaran” dalam perikop dimana Alkitab berbicara tentang dosa, maka anda haruslah memperhatikan sasaran apa yang tidak kita capai, atau hal apa yang kita kehilangan.
Dalam Roma 3:23, satu komentari menyampaikan hal berikut tentang kehilangan kemuliaan Allah:
Alasan bahwa semua harus datang kepada Allah melalui imán dalam Kristus adalah karena “semua telah berdosa dan kehilangan [atau ‘kekurangan,’ seperti dalam Markus 10:21] kemuliaan Allah.” Kemuliaan ini tidak mungkin bersifat eskatologis, sebagaimana dalam 5:2, karena orang percaya sekalipun, yang bagi mereka persoalan dosa telah diselesaikan, tetap belum menikmati kemuliaan masa depan pada saat ini. Usulan bahwa kemuliaan ini adalah persetujuan atau pujian (Denney) juga tidak mungkin, karena makna kata doxa, yang lazim dipakai oleh Lukas, adalah kata yang jarang digunakan oleh Paulus. C.H. Dodd mencoba untuk mengaitkan kemuliaan ini dengan gambar Allah di dalam diri manusia (bdg. 1 Kor 11:7) yang telah dinodai oleh dosa. Hal ini hanyalah terdengar sebagai usulan, namun akan dapat lebih diterima jika saja Paulus menggunakan kata yang menunjuk masa lampau (“telah kehilangan”) agar sesuai dengan apa yang dirasakan dalam kalimat sebelumnya tentang dosa. Mungkin interpretasi terbaik dalam hal ini adalah mengasosiasikan kemuliaan ini dengan hadirat ilahi dan hak istimewa yang manusia miliki pada mulanya dimana mereka dapat bersekutu langsung dengan Allah. Perampasan yang saat ini terus ada digambarkan dalam pembatasan kemuliaan itu terhadap ruang maha kudus di tabernakel dan penolakan hak akses bagi umat, yang hanya diperuntukkan bagi imam agung setahun sekali. Kemuliaan Allah adalah keagungan pribadiNya yang kudus. Terputus dari persekutuan ini adalah kehilangan besar, yang ditandai oleh dosa" (EBCNT, Romans, published by Zondervan).
Kabar buruknya adalah anda dan saya tidak memiliki cukup akses untuk masuk dalam kemuliaan Allah. Kita semua telah berdosa; kita adalah orang berdosa di dalam Adam (Roma 5:12-19) dan kita semua secara pribadi berdosa. Kabar baiknya adalah bahwa Yesus datang dan mati untuk memberikan akses kepada orang berdosa pilihan untuk menikmati Allah dan kemuliaanNya:
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.” (Rom. 5:1-2).
Sulit memang untuk memercayai Injil karena terlalu luar biasa. Allah telah, melalui karya penebusan agung Kristus, memberikan damai dan akses untuk menerima perkenanNya, anugerahNya. Jika anda kesulitan untuk memercayai kebenaran yang menakjubkan ini, anda tidak sendirian. Anda tidak memercayai Injil dengan sempurna, namun apakah anda sekarang lebih memercayainya dibanding sebelumnya? Dan apakah anda rindu untuk lebih dan lebih lagi memercayainya? Ini pertanda baik dimana sekalipun anda tidak sempurna dalam menjalankan perintah kudus Allah, anda memiliki Roh Allah di dalam dirimu yang menuntunmu semakin mengalami pengudusan.
Rev. Robert Barnes is a minister in the PCA and the Managing Editor for Bright Media.