Tok, Tok

Pertanyaan

Jika hanya Yesus yang mampu membuka hati saya untuk dapat menyelamatkan saya, mengapa Dia mengetuk pintu jemaat di Laodikia (Wahyu 3:20)? Bagaimana saya dapat mencocokkan ayat ini dengan Calvinisme (khususnya tentang Allah sendiri yang menyebabkan manusia membalikkan hati mereka menghadapNya?)

Jawaban

Setidaknya ada dua cara untuk menjawab pertanyaan anda:

Pertama, Wahyu 3:20 adalah bagian dari sebuah surat yang dituliskan bagi gereja Kristen di Laodikia. Tidak ada indikasi bahwasanya orang yang membuka pintu untuk Yesus belumlah selamat sebelum membukakan pintu, atau bahwa pembukaan pintu adalah sebuah ilustrasi untuk menerima Yesus dalam hal keselamatan. Pembukaan pintu tidak muncul sebagai sebuah gambaran bagi keselamatan, namun bagi ketaatan. Mereka yang membuka pintu adalah mereka yang mendengarkan peringatan dalam surat ini dan bertobat dari dosa mereka. Implikasi dari konteks ayat ini adalah bahwasanya mereka memang sudah selamat.

Kedua, Wahyu 3:20 tidak berkomentar apapun tentang proses bagaimana seseorang sampai mampu untuk membuka pintu, atau tentang siapa yang mampu membuka pintu. Sebaliknya, ayat ini hanyalah menjelaskan hasil dari pembukaan pintu. Bahkan jika ada yang menginterpretasikan ayat ini sebagai ayat yang membicarakan tentang keselamatan (yang saya yakini adalah interpretasi yang keliru), ayat ini tetaplah tidak memberikan informasi tentang bagaimana orang tersebut akhirnya mampu untuk membuka pintunya, apakah dia telah dilahirbarukan dan/atau telah beriman sebelum pembukaan pintu, dll. Sehingga, kita dapat memahami ayat ini sedang berbicara tentang keselamatan awal dan konsisten dengan ajaran Calvin. Ayat ini tidak menyangkal ide bahwasanya seseorang harus dilahirbarukan terlebih dulu oleh Roh Kudus sebelum mampu membuka pintu.

Ketiga (demi argumentasi yang mengasumsikan bahwa ayat ini tentang keselamatan awal), Calvinisme tidak membutuhkan Yesus memaksa membuka pintu. Sebaliknya, Calvinisme mengajarkan bahwa Roh Kudus melahirbarukan seseorang dan memberikan iman, dan orang tersebut meresponi Injil secara positif dalam wujud pertobatan. Secara metaforis, membukakan pintu untuk Yesus lebih cocok sebagai ilustrasi dari respon pertobatan daripada kelahiran baru dan penerimaan akan iman. Sesaat seseorang telah lahir baru dan dikaruniakan iman, membuka pintu justru adalah sebuah respon alami seorang Calvinis.

Jawaban oleh Ra McLaughlin

Ra McLaughlin is Vice President of Finance and Administration at Third Millennium Ministries.

Q&A