Apa artinya AKU ADALAH AKU dalam Keluaran 3:14?
Di dalam Keluaran 3:1-6 Allah menampakkan diri kepada Musa di dalam nyala api dan menyuruhnya pergi ke Mesir dan memimpin bangsa Israel keluar dari ikatan perbudakan (Kel. 3:7-12). Lalu kita membaca bagian berikut dalam Keluaran 3:13-14:
Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? apakah yang harus kujawab kepada mereka?" Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU" Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
Dalam bahasa Ibrani nama bagi Allah adalah ehyeh asher ehyeh, atau "AKU ADALAH AKU.” Makna nama Allah tidaklah sepenuhnya dapat dimengerti oleh makhluk terbatas namun sekurang-kurangnya ini adalah sebuah pernyataan akan ketercukupan Allah. Dengan kata lain, Allah berdaulat dan rancanganNya tidaklah tergantung atas orang lain, rencana mereka, atau keadaan dan kondisi apapun lainnya. Bukan hanya Dia adalah Allah yang menjadi penyebab utama dari segalanya, namun Dia juga adalah penyebab sekunder (WCF 5.2-3). Dia tidak pernah tergantung pada kerja sama Firaun. Respon Firaun dengan “akulah aku” nya sendiri dalam Keluaran 5:1-2 sangat menjadi bahan tertawaan bagi “AKU ADALAH AKU” (bdg. Mz. 2:1; 37:13; 59:8). Allah adalah Dia: Dia selama-lamanya Allah, berdaulat, tidak berubah dalam diriNya, maha hadir, maha tahu, maha kuasa, dan sepenuhnya cukup di dalam dan oleh diriNya sendiri. Dia mampu dan akan melakukan apapun yang Dia kehendaki di bumi (Yes. 46:10).
Seharusnya hal ini adalah hal yang sangat besar bagi semua orang Kristen karena Allah mutlak memegang kendali sepenuhnya (Rom. 8:28). Dia telah bekerja, sedang bekerja, dan akan terus bekerja untuk menggenapi kehendakNya di dalam hidup kita (Yes. 41:10; Fil. 2:13). Selalu untuk kebaikan kita dan melalui iman kita dapat tenang dalam janji ini: "Diamlah dan ketahuilah, bahwa AKULAH ALLAH! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi! (Mz. 46:10).
Seharusnya ini juga berbicara kepada non-Kristen. Apa yang mereka klaim sebagai kecukupan dalam diri, atau “akulah aku”nya mereka, pasti akan menuntun menuju kebinasaan kekal karena mereka yang tidak mengenal Tuhan akan berhadapan dengan ketidaksenangan dan penghakiman Allah secara penuh dalam luapan air bah murka Allah (bdg. Kej. 6:7, 13; 7:4; Ul. 29:20). Namun, “TUHAN bersemayam di atas air bah, TUHAN bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya” (Mz. 29:10; bdg. Mz. 9:7; 10:16; Yer. 10:10).
Dr. Joseph R. Nally, Jr., D.D., M.Div. is the Theological Editor at Third Millennium Ministries (Thirdmill).