Matius, Markus, dan Yohanes kelihatannya mengimplikasikan bahwa Yudus makan dari Perjamuan Kudus. Namun sekilas, Lukas sepertinya berkata sebaliknya. Jadi, sering muncul tuduhan tentang Yesus yang tidak menjaga Meja Perjamuan karena Dia tahu bahwa Yudas akan berkhianat. Jika Yesus menjaga Meja dengan seksama, mengapa Dia mengijinkan Yudas ikut makan perjamuan?
Ada tiga pertanyaan utama yang perlu dijawab di sini: (1) Apa yang disampaikan oleh 1 Korintus 11 tentang perjamuan? (2) Apakah Yudas ikut makan perjamuan? (3) Apakah Yesus menjaga Meja dengan benar?
Meja Perjamuan dalam 1 Korintus
Paulus membahas perjamuan dalam 1 Korintus 11. Dia berkata:1 Korintus 11:17-34: Dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan. Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji. Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji. Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia. Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang lain. Kalau ada orang yang lapar, baiklah ia makan dahulu di rumahnya, supaya jangan kamu berkumpul untuk dihukum. Hal-hal yang lain akan kuatur, kalau aku datang.
Singkatnya, Paulus mengatakan bahwa ada masalah serius dalam hal perpecahan di Korintus. Tidak seperti kesatuan yang ditunjukkan Kristus sebelum Perjamuan Kudus dimana Dia membasuh kaki para muridNya, dll. (Yohanes 13:1-17, dll.), jemaat di Korintus berdosa dan tidak menyelenggarakan Perjamuan dengan selayaknya. Sebagian alasannya adalah perpecahan mereka ditimbulkan oleh karena mereka kekurangan kasih untuk satu sama lainnya dan kekurangan kekudusan secara individu (mempermalukan orang miskin dan kemabukan) serta menjadikan Perjamuan Kudus sebagai sebuah perayaan hampa (itupun kalau benar demikian!). Tidak ada kesatuan (1 Kor. 5:11; 6:15, 18; 8:10-13) berarti tidak ada penyembahan yang benar.
Paulus memerintahkan gereja untuk saleh dalam penyembahan yang berkaitan dengan Meja Perjamuan Tuhan. Dia merindukan mereka untuk mengikuti teladan yang Kristus telah tetapkan (Mat. 26:26-29; Mk. 14:22-25; Luk. 22:17-20), yaitu dalam kebenaran dan kesatuan. Dia menginginkan mereka untuk memahami betapa pentingnya jenis penyembahan ini; yaitu bahwa esensi penyembahan sejati adalah pengalaman batin pribadi menghargai keindahan sejati dan betapa berharganya Allah, yang menghasilkan kesatuan jemaat.
Namun, ada sebagian jemaat yang mengikuti perjamuan dengan tidak pantas. Mereka tidak dengan selayaknya melihat tubuh Tuhan (ayat 29). Beberapa di Korintus merayakan Perjamuan yang justru merusak kesatuan yang menjadi esensi Perjamuan, dan hal ini mendatangkan penghukuman Allah. Jadi, Paulus meminta masing-masing individu untuk menguji diri mereka (bdg. Maz. 4:4; 17:3; 26:2; 77:6; 119:59; 139:23-24; Rat. 3:40; Hag. 1:5, 7; 2 Kor. 13:5; Gal. 6:3-4; 1 Yoh 3:20-22). Perjamuan Tuhan adalah panggilan menuju kasih dan pemeriksaan diri, dan pemeriksaan diri menuntun kepada kehidupan yang semakin kudus yang menghasilkan kesatuan gereja.
Bagaimana seharusnya kita menguji diri? Jika jawaban ini dijelaskan sepenuhnya akan panjang dan rumit. Namun secara singkat, ada tiga hal mendasar untuk kita tanyakan pada diri sendiri: (1) Apakah kita sungguh-sungguh memahami tujuan Meja Perjamuan dan bahwa Kristus mengasihi gerejaNya serta memberikan diriNya bagi gerejaNya? (2) Apakah kita sudah mengakui sikap dan tindakan apapun yang tidak konsisten dengan kasih Kristus bagi gerejaNya? (3) Apakah kita percaya pada Yesus untuk pengampunan akan sikap dan tindakan yang buruk ini dan untuk kehendak serta kuasa untuk dapat kembali berjalan dalam kasih?
Yudas, Pengkhianatan, dan Meja
Matius (Mat. 26:19-30), Markus (Mk. 14:10-26), dan Yohanes (Yoh. 13:1-30) mengindikasikan bahwa Yudas “mungkin tidak” ikut makan di Perjamuan Akhir.
Dalam Matius kita membaca:
Matthew 26:20-27 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya." Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.”
Setelah Yesus memberitahukan Yudas apa yang ada di dalam hatiNya (Mat. 26:21-25; Yoh. 2:23), dan sekalipun tidak tercantum, namun Yudas bisa saja sudah pergi di antara ayat 25 dan 26. Hanya karena sesuatu dihilangkan bukan berarti hal itu tidak terjadi. Juga, dalam Yohanes 13, jelas Yudas mungkin benar sudah pergi.
Dalam Markus kita melihat versi peristiwa yang sama dengan yang kita baca dalam Matius:
Markus 14:18-23 Ketika mereka duduk di situ dan sedang makan, Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku, yaitu dia yang makan dengan Aku." Maka sedihlah hati mereka dan seorang demi seorang berkata kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" Ia menjawab: "Orang itu ialah salah seorang dari kamu yang dua belas ini, dia yang mencelupkan roti ke dalam satu pinggan dengan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu.
Sekalipun bagian ini tidak mengatakannya, Yudas bisa saja sudah pergi di antara ayat 21 dan 22.
Dalam Yohanes kita sepertinya menemukan beberapa klarifikasi bahwa Yudas memang pergi sebelum Perjamuan:
Yohanes 13:18-30 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku." Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!" Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?" Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.
Kelihatannya Yohanes menjelaskan kepada kita bahwa Yudas meninggalkan meja “segera” setelah mencelupkan rotinya. Jadi, saat memandang Matius 26:25-26 dan Markus 14:21-22 melalui versi lebih lengkap dari Yohanes akan peristiwa yang terjadi, terdapat indikasi bahwa di dalam semua dari ketiga Injil ini Yudas mungkin sudah pergi sebelum Perjamuan Malam Terakhir.
Namun apa yang dituliskan Lukas 22:1-23 cukup berbeda. Sekilas, dia sepertinya mengatakan bahwa Yudas mungkin ikut makan. Di bagian tersebut dia berkata:
Lukas 22:17-23 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang." Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru doleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini. Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!" Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian.
Yudas masih terlihat berada di meja. Dan hal ini sepertinya tidak setuju dengan Matius, Markus, dan Yohanes. Jadi kelihatannya ada perbedaan. Tapi apa benar?
Lukas menulis dengan menggunakan gaya yang berbeda-beda. Ada kalanya, kebenaran dipandang secara kronologis tapi di bagian lain dituliskan sesuai topik. Lukas tidak selalu menulis dengan gaya berurutan. Misalnya, dalam narasi Lukas tentang pembaptisan Kristus (Lukas 3:1-20), dia sebutkan kisah Yohanes Pembaptis yang memberitakan baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa dan baptisannya atas orang banyak di Sungai Yordan. Lalu mendadak dia berbicara tentang Raja Herodes menangkap Yohanes Pembaptis dan memenjarakannya (Lukas 3:19-20). Padahal, dalam rentang waktu kronologis kita tahu Yohanes Pembaptis membaptis Yesus sebelum pemenjaraan dan pemenggalan kepalanya (Mat. 3:13-17;1 4:1-12; Markus 1:9-11; 6:14-29; Yoh. 1:29-34). Jadi, Lukas dalam hal ini mengikuti topik peristiwa dari pada urutannya. Lukas tidak bertolak belakang dengan peristiwa secara kronologis. Dia sekadar menceritakan ulang peristiwa-peristiwa tersebut sesuai topik dan bukannya secara kronologis.
Mungkin satu contoh lagi dapat membantu. Langsung dalam pasal berikutnya di Lukas kita membaca tentang penolakan akan Yesus di Nasaret (Luke 4:14-30). Lukas menggunakan kelompok peristiwa ini untuk memperkenalkan pelayanan Yesus di Galilea, sementara Matius (4:12) dan Markus (1:14) menceritakan peristiwa ini secara kronologis. Sekali lagi, sekalipun banyak dari injil Lukas ditulis dalam urutan kronologis (Lukas 1:1-4), kadang kala Lukas juga menyusun peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus sesuai dengan alur dasar dari sejarah penebusan dan pergerakan perjalanan Yesus secara geografis.
Sekalipun bagian-bagian Firman ini menyodorkan garis besar secara umum atas pelayanan Yesus, pilihan yang ikut berperan dalam penyusunan materi menyingkapkan betapa sulitnya dalam beberapa hal untuk menentukan urutan persisnya. Sampai pada titik tertentu, masing-masing penginjil membahas pengajaran Yesus atas berdasarkan topik, dan bukan kronologi (Darrell L. Bock, 1995).
Kita dapat menghindari beberapa kesultian yang timbul dikarenakan urutan peristiwa yang berbeda dari satu injil ke injil lainnya dengan mengenali bahwa kronologi bukan lah satu-satunya kriteria bagi penyusunan materi injil (Robert H. Stein, 1987).
Jadi, tuduhan adanya perbedaan versi Lukas tidak benar-benar ada.
Yesus dan Meja Perjamuan
Menurut hemat saya, situasi Yudas bukanlah benar-benar sebuah isu dibandingkan dengan beberapa peristiwa lain yang mengelilingi pelaksanaan Perjamuan Kudus. Sekalipun saya percaya Yudas pergi sebelum pelaksanaan Perjamuan, bukannya murid yang lain juga memiliki masalah yang sama?
Yesus tahu kalau Petrus akan menyangkalNya (Mat. 26:69-75; Markus 14:66-72; Lukas 22:54-62; Yohanes 13:36-38; 18:15-18, 25-27) dan bahwa murid-muridNya yang lain akan meninggalkan Dia sementara (Zak. 13:7; Mat. 26:31-35, 56; Yohanes 16:32). Bukan hanya mereka meninggalkan Kristus sementara, yang sebelum malah tertidur ketika mereka diperintahkan untuk berjaga dan berdoa (Matt. 26:31), bahkan untuk kebangkitan pun mereka terlambat! (Mat 28:8; Markus 16:8; Lukas 24:8-11; Yoh. 20:2). Namun semua bersebelas ikut Perjamuan. Jadi, mereka yang mempertanyakan apakah Yudas ikut makan dari Meja harusnya punya pertanyaan yang sama tentang penyangkalan dan pelarian murid lainnya.
Namun sebagaimana Petrus (Mat. 26:33), saya percaya kalau semua sepuluh yang lain punya niat baik dan percaya hal-hal yang lebih baik dari diri mereka dibanding apa yang seharusnya mereka miliki (yang sering demikian jugalah kita!). Saat mereka mengikuti Meja Perjamuan, mereka telah “menguji diri” dan tidak melihat kekurangan dalam iman mereka. Dari perspektif mereka, mereka makan dan minum dan telah mencermati tubuh Tuhan dengan pengetahuan dan pemahaman yang mereka miliki pada saat itu. Namun, sebagaimana yang kita lihat sebelumnya, Yesus secara verbal mengingatkan mereka. Matius 26:31 sangat jelas menyampaikan bahwa Yesus memberitahukan mereka “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.” Ini adalah perkataan yang menyadarkan dan menyelidiki hati, namun Yesus juga berkata sebelum mengadakan Perjamuan, “Aku tahu siapa yang telah Kupilih” (Yoh. 13:18). Berarti, Yesus menjaga Meja dan karena tidak berdosa, Dia telah melaksanakannya dengan benar dan mendorong masing-masing untuk “menguji diri” (1 Kor. 11:28). Jadi, berdasarkan teladan Kristus, saya harus menerjemahkan 1 Korintus 11 sebagai “pemeriksaan diri pribadi oleh masing-masing individu” dan bukannya seorang penatua yang tidak memberikan elemen perjamuan (kecuali yang menyangkut disiplin gereja - 1 Kor. 5; Mat. 18:15-18, dll.).
Jadi, Yesus menjaga Meja bagi para murid. Dia menuturkan perkataan yang menyelidiki hati, menguatkan, dan melibatkan mereka, bahkan menyebabkan para murid mengajukan pertanyaan. Bayangkan ketegangan di Meja saat Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku, yaitu dia yang makan dengan Aku." Maka sedihlah hati mereka dan seorang demi seorang berkata kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" Mereka sedih dan satu persatu berkata kepadaNya, “Bukan aku, ya Tuhan?” (Markus 14:18-19). Apa yang akan berkecamuk dalam batinmu jika mendengar perkataan ini dalam hadirat Tuhan? Apakah anda akan menguji diri?
Saya memang ragu Yudas ikut makan dari Meja, tapi kalaupun día ikut, dia lakukan dengan “cara yang tidak layak” dan día “berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan” dan makan dan minum “penghukuman atas dirinya.” Jika Yudas benar ikut, itu sama sekali bukan karena Tuhan gagal. Yesus sendiri telah mengingatkan día sebelum pengkhianatannya (Mat. 26:20-29; Mark 14:17-25; Lukas 22:14-23; Yoh. 13:18-30) dan bahwa Dia sedang menggenapi nubuatan mereka yang terkutuk. Yesus jelas menekankan pengujian diri masing-masing individu.
Yesus memberikan Yudas tiga tahun untuk menerima pengajaran yang terbaik yang dapat diterima oleh siapapun (baik dalam Perkataan dan perbuatan), dia telah menyaksikan banyak mujizat, dia mengalami kuasa Allah (Ibr. 6:1-8), dia hidup bersama Kristus, dan bahkan menjelang saat terakhir, Yesus membasuk kakinya yang menyingkapkan kasihNya bagi Yudas, dan selama masa tersebut diberikan ruang untuk pertobatan (Rom. 2:4). Tapi sayang sekali, dia tidak bertobat (2 Tim. 2:24-26; bdg: Kis 1:16; 2:23; Maz. 41:9). Yudas sama sekali tidak punya alasan apapun; siapapun tidak (Rom. 1:20).
Ibrani 10:26-31 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia? Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya." Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.
Yesus menjaga Meja dengan seksama lewat perkataan yang menyadarkan dan menyelidiki hati. Meja Tuhan adalah saat bagi introspeksi diri (1 Kor. 11:28), pertobatan dan pengakuan (Markus 11:25), demi kesatuan gereja (1 Kor. 1:10; 12:25), dan semua hanya bagi kemuliaan Allah semata (1 Kor. 10:31). Mengikuti Perjamuan Kudus bukanlah hal yang dapat dilakukan dengan menganggap remeh.
Referensi
Bock, Darrell. "The Words of Jesus in the Gospels: Live, Jive, or Memorex?" in Jesus Under Fire, eds. Michael J. Wilkins and J.P. Moreland. Grand Rapids, MI:Zondervan, 1995 (p. 84).
Robert H. Stein. The Synoptic Problem: An Introduction. Baker, 1987 (p. 218).
Dr. Joseph R. Nally, Jr., D.D., M.Div. is the Theological Editor at Third Millennium Ministries (Thirdmill).