Apa Saja Atribut Allah?

Pertanyaan

Apa saja atribut-atribut Allah?

Jawaban

Allah menyatakan diriNya dengan banyak cara kepada ciptaanNya; melalui FirmanNya, kuasa, ciptaan, sejarah, nama-nama, dan atribut-atributNya, atau kesempurnaan dari pribadiNya, dll. Ketika merujuk kepada atribut-atribut Allah beberapa teolog membedakan antara: (1) Tidak dapat dikomunikasikan (incommunicable) dan (2) Dapat dikomunikasikan (communicable).

Saat kita berbicara tentang Atribut-atribut Allah yang Tidak Dapat Dikomunikasikan berarti kita berbicara tentang hal-hal yang secara esensi Allah tidak bagikan kepada ciptaanNya. Sebaliknya, saat kita berbicara tentang Atribut-atribut Allah yang Dapat Dikomunikasikan kita merujuk kepada hal-hal yang dalam batas tertentu Allah bagikan dengan ciptaanNya; sekalipun makhluk ciptaan yang dimaksud hanya menunjukkan atribut-atribut tersebut dengan “cara terbatas dan tidak sempurna dibandingkan dengan hal yang tidak terbatas dan sempurna dalam Allah” (Berkhof).

Sekalipun sumber lain juga digunakan (sesuai catatan di bawah), yang diikuti, dikutip, dan dirangkum dalam persiapan jawaban ini sebagian besar dari Sistematika Louis Berkhof. Mengingat saya mendengar bahwa Berkhof cukup sulit untuk diikuti dalam beberapa hal, maka beberapa istilah telah diubah untuk membantu pembaca modern dapat memahami konteks dengan lebih mudah. Saya berdoa jawaban ini dapat lebih membantu dan bukan malah menjadi penghambat.

Atribut-atribut yang Tidak Dapat Dikomunikasikan

1. Ada dengan Sendirinya (Self-Existence)

Ada yang menyebut hal ini “Aseity.” Hal ini berarti bahwa Allah ada di dalam dan dari diriNya sendiri atau dasar berpijak atas keberadaan Allah berada di dalam diriNya dan sama sekali tidak bergantung atas hal lain apapun di luar diriNya. Allah sepenuhnya mandiri dalam seluruh keberadaanNya. Dia secara mutlak berasal dari diriNya (self-derived), sepenuhnya cukup dalam diriNya (self-sufficient). Dialah Sang Penyebab yang bukan disebabkan oleh hal lain; Dialah Sang Pencipta yang tidak dicipta.

Baca Keluaran 3:14; Mazmur 33:11; 115:3; Yesaya 40:18; 44:6; Daniel 4:35; Yohanes 5:26; Roma 11:33-36; Kisah Para Rasul 17:25; Wahyu 1:17; 4:11.

2. Tidak Dapat Berubah (Immutability)

Allah tidak dapat berubah. Untuk selamanya Dia tetap sama di dalam pribadi keilahianNya, sifat alami, kesempurnaan, karakter, kehendak, tujuan, dan janji-janji perjanjian. Allah sepenuhnya sempurna dalam pribadiNya sehingga sama sekali tidak membutuhkan perubahan. Semua perubahan ada dalam tatanan kronologis, namun keberadaan Allah melampaui waktu (Maz 33:11; 41:13; 90:2-4; Yoh 17:5; 2 Tim 1:9), sehingga Allah tidak diikat oleh waktu sebagaimana yang dialami ciptaanNya. Ketika Alkitab berbicara tentang Allah mengubah pikiranNya (Kel 32:14; Yun 3:10; ), hal ini tidak mengindikasikan adanya perubahan di dalam Allah, namun perubahan dalam relasi manusia dengan Allah. Baca “Apakah Allah Berubah Pikiran?” di bawah.

Baca Bilangan 23:19; Mazmur 33:11; 102:27; Maleaki 3:6; Ibrani 6:17; Yakobus 1:17.

3. Tak Terhingga (Infinity)

Allah melampaui ukuran (Maz 147:5). Dia omniscient (maha tahu, 1 Raja-raja 8:39; Maz 139:1-4, 15-16; Yes 46:9-10; Mat 10:29-30; 1 Yoh 3:20), omnipotent (maha kuasa, Kej 1:1-2:4; Ayub 42:2; Dan 2:21; Yoh 19:11; Yudas 1:24), omnipresent (maha hadir, Maz 139:7-12; Yes 57:15; Yer 23:23-24; Amos 9:2-3), dan transendental (jauh di atas segalanya, Maz 97:9; 108:5; Yes 55:8-9; Rom 11:33-36; Ibr 1:3), namun juga imanen (selalu dekat, Yer 23:23; Ef 1:11; 4:6; Kol 1:17; Ibr 1:3). Dia kekal, sehingga sama sekali tidak tunduk pada keterbatasan ruang dan waktu. Berkaitan dengan ruang, kita berbicara tentang keluasan Allah; Dia mengisi semua yang dapat diisi dengan diriNya setiap saat sehingga tidak ada sejengkalpun yang tidak Dia cakup. Namun sekalipun Dia hadir dimana-dimana, Dia juga sama sekali tidak diikat oleh ruang (1 Raja-raja 8:27; Ayub 34:22; Maz 139:7-10; Yes 66:1; Yer 23:23-24; Kis 17:27-28). Berkaitan dengan pribadiNya, pengetahuan, hikmat, kasih, kemurahan, anugerah, dll. Dia adalah kesempurnaan mutlak (Ayub 11:7-10; Maz 145:3).

4. Kesederhanaan (Simplicity)

Allah adalah roh (Yoh 4:24) dan tidak terdiri dari bagian yang berbeda (tubuh dan jiwa) sehingga tidak tunduk pada pembagian. Allah dan semua atributNya adalah satu; Dialah hidup (Yoh 1:4), terang (1 Yoh 1:5), kasih (1 Yoh 4:8) yang multak, dll. Namun, Allah bukan terbuat dari atribut-atributNya; Dia “adalah” semua atributNya. Setiap atribut identik dengan esensiNya. Stephen Charnock membantu kita dengan kesulitan dalam memahami hal ini:

Allah adalah pribadi yang paling sederhana; apa yang memang adalah hal pertama dalam sifat alaminya, dan tidak ada hal lain di luar hal tersebut, tidak mungkin dapat dianggap sebagai hal yang majemuk dengan cara bagaimanapun; karena hal apapun yang masih bergantung pada bagian-bagian yang daripadanya hal tersebut terbentuk, maka hal itu bukanlah pribadi yang pertama: namun Allah yang selamanya sederhana, tidak memiliki apapun dalam diriNya yang bukanlah diriNya, sehingga tidak dapat menghendaki perubahan apapun dalam diriNya, Dia berada dalam esensi dan keberadaanNya sendiri.

Atribut-atribut yang Dapat Dikomunikasikan

1. Pengetahuan

Allah adalah pengetahuan; pengetahuan mutlaknya lengkap, selalu hadir, dan ada di dalam diriNya; Dia tidak mendapatkan pengetahuan dari luar diriNya. Dia mengenal diriNya dan semua hal yang mungkin dan aktual. Día maha tahu (omniscient). Dia tahu semua hal, masa lalu, kini, dan depan, keduanya yang aktual dan yang hanya mungkin terjadi.

Baca 1 Raja-raja 8:29; Mazmur 139:1-2; Amsal 1:7; 2:6; 9:10; Yesaya 46:10; Yehezkiel 11:5; Yohanes 21:17; Kis 15:18; Roma 1:19-20; 11:33-36; Kolose 2:3; Ibrani 4:13.

2. Hikmat

Hikmat Allah yang tidak terhingga berkaitan dengan pengetahuanNya yang mutlak (Yer 10:12; 51:15; Luk 1:17; Rom 11:33-36; 1 Kor 1:24; 2:5; Kol 2:3; Wah 5:12; 7:12). HikmatNya selalu menyatakan diriNya dalam pilihan kekal atas apa yang sempurna; dimana akhir yang paling final adalah bagi kemuliaanNya sendiri (Rom 11:33-36; 1 Kor 2:7; Ef 1:6, 12, 14, 17-18; Kol 1:16). Baca Ayub 9:1-4; 12:13; 28:12-28; 36:5; Mazmur 147:5; Amsal 2:6; Yes 31:1-2; 40:28; 55:8-9; Yeremia 51:15-17; Daniel 2:20; Roma 16:25-27; 1 Timotius 1:17; Yakobus 1:5; Yuda 1:25.

3. Kebaikan

Sekalipun Allah memang baik, yaitu kudus secara sempurna di dalam dan dari diriNya sendiri, kebaikan ilahi yang menjadi fokus dalam hal ini adalah kesempurnaan yang mendorongNya untuk menghadapi semua ciptaanNya dengan lembut, penuh welas asih, dan kemurahan hati. Baca Kejadian 1:31; Maz 16:2; 31:19; 36:6; 84:11; 86:5; 107:1; 145:8-9, 16; 118:29; Nehemia 9:17; Matius 5:45; Yoh 3:16; Kis 14:17; Roma 3:24; 9:18; Efesus 2:4-5; Yakobus 1:17; 1 Yoh 4:8.

4. Kasih

Walau tanpa keraguan kasih adalah atribut yang agung, tetap tidak bisa dianggap sebagai atribut Allah yang terbesar, karena semua kesempurnaanNya setara (mis. kekudusan, terang, hidup, dll.) Mengecilkan satu atribut demi atribut lainnya sama saja dengan menjadikan Allah lebih rendah dari pribadiNya sebagai Allah yang sejati dan hidup (1 Tim 1:17; 6:15-16; Yudas 1:25). Perihal Allah adalah kasih (1 Yoh 4:8), Dia bersuka dalam kesempurnaanNya. Dia juga bersuka dalam manusia sebagai refleksi dari rupa dan gambarNya. Dalam kasih anugerahNya, Allah mengampuni dosa umat pilihanNya (Ef 1:6-7; 2:8-10; Tit. 2:11). Dalam kasih kemurahanNya, Dia membebaskan umatNya dari beban konsekuensi dosa (Luk 1:64, 72, 78; Rom 15:9; 9:16, 18; Ef 2:4). Bagi orang berdosa yang tidak beriman kepadaNya, Dia menanti dengan setia dan panjang sabar (Rom 2:4; 9:22; 1 Pet 3:20;). Baca Keluaran 15:11; Bilangan 14:18; Yesaya 6:3; Roma 2:4.

5. Kekudusan

Kekudusan Allah yang absolut, sempurna, dan lengkap menjadikanNya berbeda dari semua makhluk ciptaanNya; ditinggikan melampaui semua dalam kemuliaan yang tak terhingga (Kel 3:4-5; 15:11; 1 Sam 2:2; Maz 86:8-10; Yes 6:3; 40:25; 57:15; Wah 4:8; 15:4). Dia bebas dari semua dosa, sempurna secara moral, dan tidak bercela dalam karakterNya (Kej 18:25; Maz 24:3-5; Hab 1:13). Kekudusan adalah esensi dari “keberbedaanNya” (his “otherness”, transendental) Kesadaran akan dosa menjadi jauh lebih jelas di dalam hadirat Allah yang kudus, kudus, kudus (Ayub 34:10; Maz 99:1-3; Yes 6:5).

6. Kebenaran (righteousness)

Allah itu benar (righteous) (1 Yohanes 2:1). Kebenaran mencakup segala sesuatu yang Allah pikirkan, katakan, dan lakukan. Tindakan Allah selalu benar, adil (just), dan tanpa memihak (fair). Kesempurnaan ilahi Allah inilah yang Dia terus pertahankan dalam diriNya sebagai Yang Kudus untuk melawan setiap pelanggaran atas kekudusanNya. Berdasarkan kebenaranNya, Allah mempertahankan pemerintahan yang adil dan bermoral dalam ciptaanNya dan menuntut hukum yang adil atas manusia (Maz 19:7-9; Rom 7:12), menghargai ketaatan dan menghukum pembangkangan (Maz 99:4; Yes 33:22; Rom 1:32). Upah dari Allah adalah remunerasi keadilan (ekspresi kasihNya); dan membagikan penghukuman sebagai retribusi keadilanNya (ekspresi murkaNya yang kudus dan adil). Baca Kejadian 18:25; Nehemia 9:8; Mazmur 89:14; 145:17; Yeremia 9:24; 1 Petrus 1:17.

7. Kebenaran (veracity)

Allah sepenuhnya benar (true) dan setia dalam esensi pribadiNya (bdg. Yes 45:23; Yer 44:26; Ibr 6:13), wahyu khusus (Ibr 1:1-2; 4:12; 2 Tim 3:16-17; 2 Pet 1:21) dan umumNya (Psa 19:1-2; Rom 1:19-20), dan dalam relasiNya dengan umatNya, karena Allah selalu menepati perjanjianNya (Kel 2:24; Ul 7:9; Maz 103:17; 105:8, 42; 106:45; 111:5; Luk 1:72). Dia adalah Allah yang benar yang melawan semua kejahatan dan mengenal segala sesuatu sesuai dengan keberadaan/kondisi mereka sesungguhnya.

Baca Bilangan 23:19; 1 Korintus 1:9; 2 Timotius 2:13; Ibrani 10:23.

8. Kedaulatan

Kehendak dan kuasa Allah berdaulat. Kehendak Allah adalah penyebab final dari segala sesuatu (Ef 4:11; Wah 4:11). Ada tiga kehendak Allah: (1) Dekritif, (2) Perseptif, dan (3) Kehendak memberikan Disposisi. Baca "Apa Saja Kehendak-kehendak Allah?" di bawah. Maha Kuasa (omnipotence) adalah kuasa Allah yang berdaulat untuk melakukan dan menyelesaikan semua yang seturut dengan naturNya. Baca Kejadian 18:14; Bilangan 23:19; Ulangan 29:29; 1 Samuel 15:29; Ayub 42:2; Yeremia 32:27; Zakharia 8:6; Matius 3:9; 19:26; 26:52; Lukas 1:37; Efesus 1:11; 2 Timotius 2:13; Ibrani 6:18; Yakobus 1:13, 17; Wahyu 4:11.

Related Topics:

Apa Saja Nama-nama Allah?

Apakah Allah Berubah Pikiran?

Apa Saja Kehendak-kehendak Allah?

Referensi Umum:

Bavinck, Herman. Reformed Dogmatics. Baker Academic (2008).

Berkhof, Louis. Systematic Theology. Banner of Truth; 6th edition (1959).

Calvin, John, Institutes of the Christian Religion, 2 vols. Editor John McNeill, Westminster John Knox Press (1960).

Charnock, Stephen. The Existence and Attributes of God, 2 vols. Grand Rapids, MI: Baker Book House (1979).

Grudem, Wayne. Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine. Zondervan (1994).

Hodge, A.A. Outlines of Theology. Banner of Truth (1972).

Hodge, Charles. Systematic Theology, 3 Vol. Hendrickson Publishers; Reprinted 1981 edition (1999).

Reymond, Robert. A New Systematic Theology of the Christian Faith. Thomas Nelson; 2nd Revised & enlarged edition (1998).

Turretin, Francis .Institutes of Elenctic Theology, 3 vols. P & R Publishing (1997).

Jawaban oleh Dr. Joseph R. Nally, Jr.

Dr. Joseph R. Nally, Jr., D.D., M.Div. is the Theological Editor at Third Millennium Ministries (Thirdmill).

Q&A