Perjanjian Bersyarat dan Tidak Bersyarat

Pertanyaan

Saya pernah mendengarkan hal ini diajarkan dalam kalangan Reformed bahwa perjanjian dengan Nuh, Abraham, dan Daud bersifat tidak bersyarat, sementara perjanjian dengan Adam dan Musa bersyarat. Apakah ini benar?

Jawaban

Garis besar dari kebersyaratan/ketidakbersyaratan dari perjanjian-perjanjian yang telah anda sampaikan ini memang adalah ciri khas dari pemikiran dan pengajaran tradisional Reformed. Namun, ini adalah sebuah wilayah dimana saya berbeda dari para pendahulu Reformed kita. Di Third Millennium kami mengajarkan bahwa semua perjanjian bersifat bersyarat.

Satu cara untuk menegaskan poin ini adalah dengan merujuk kepada pengajaran tradisional Reformed lainnya yaitu ada satu perjanjian anugerah di bawah beragam administrasi. Jika hanya ada satu perjanjian, maka tidaklah masuk akal jika kemudian mengatakan bahwa perjanjian ini berubah-ubah antara bersyarat dan tidak bersyarat. Karena administrasi yang mengikutinya berasumsi dan membangun di atas istilah administrasi yang mendahului, berarti keadaan dari perjanjian sebelumnya juga berlaku terhadap perjanjian selanjutnya.

Lagipula, Alkitab menunjukkan bahwa administrasi dari masing-masing perjanjian memang bersifat bersyarat. Mungkin cara paling mudah untuk melihat hal ini adalah dengan memperhatikan bahwa tidak ada satupun dari administrasi perjanjian ini yang sesungguhnya mencurahkan berkatnya atas semua orang yang berada di bawah naungan administrasi perjanjian tersebut:

Dengan Adam: Semua manusia berada di bawah perjanjian dengan Adam, namun tidak semua manusia diselamatkan - ada orang yang masuk neraka. Hal ini tidak dapat terjadi jika perjanjian dengan Adam menjanjikan keselamatan tak bersyarat. Jika satu berkat dari perjanjian dengan Adam adalah penebusan, dan administrasinya tidak bersyarat, maka berarti semua orang haruslah diselamatkan.

Dengan Nuh: Semua manusia berada di bawah perjanjian dengan Nuh, namun tidak semua manusia diselamatkan. Administrasi dari perjanjian dengan Nuh mengasumsikan semua ketentuan, berkat, kutuk, dll. dari perjanjian sebelumnya, khususnya yang dari perjanjian dengan Adam. Oleh karenanya, berarti hal ini juga menawarkan penebusan/ keselamatan sebagai sebuah berkat. Karena tidak semua orang diselamatkan, pastilah hal ini bersyarat. Lebih jauh lagi, ada ketentuan dan kutuk yang dimasukkan dalam institusi perjanjian dengan Nuh, yaitu barang siapa membunuh orang lain harus mati. Berarti tidak membunuh orang lain adalah sebuah syarat tersurat untuk menerima berkat perjanjian tersebut.

Dengan Abraham: Sekali lagi, jika perjanjian ini tidak bersyarat, maka semua orang yang masuk di dalamnya haruslah diselamatkan. Namun jelas tidak semua yang terikat di dalam perjanjian dengan Abraham pernah, sedang, atau akan diselamatkan. Misalnya, banyak bangsa Israel kuno yang binasa dalam dosa mereka. Terlebih lagi, persyaratan perjanjian yang tersurat disampaikan jelas dalam institusi dan konfirmasi dari perjanjian dengan Abraham. Dalam Kejadian 17:1-2, persyaratan perjanjian adalah: hidup di hadapan Allah dan tidak bercela. Dalam Kejadian 17:14, kita juga belajar bahwa yang tidak disunat berada di bawah kutukan perjanjian karena dia telah melanggar perjanjian. Seseorang tidak dapat melanggar perjanjian tak bersyarat; melanggar perjanjian berarti melanggar syaratnya.

Dengan Musa: Sepengetahuan saya tidak ada yang menganggap bahwa perjanjian ini tidak bersyarat. Bagaimanapun, semua persyaratannya dengan jelas dicantumkan dalam kitab Taurat, dan pasal-pasal seperti Imamat 26 dengan jelas mengindikasikan sifatnya yang bersyarat atas berkat dan kutuk. Dan tentu saja, banyak yang berada di bawah perjanjian ini yang tidak menerima berkatnya (mis. generasi pertama bangsa Israel yang meninggalkan Mesir dan binasa di padang belantara).

Dengan Daud: 2 Tawarikh 6:16 mencatat bahwa janji yang dibuat dengan Daud mengikut-sertakan sebuah persyaratan yang jelas disebutkan: “asal anak-anakmu tetap hidup menurut hukum-Ku sama seperti engkau hidup di hadapan-Ku.”

Akhirnya, puncak dari semua administrasi perjanjian adalah administrasi di bawah Kristus. Kristus sendiri harus mati untuk memenuhi semua persyaratan perjanjian, yang menjadikan administrasinya benar-benar bersyarat. Hal ini sama sekali bukan mengatakan bahwa kita dapat mengusahakan keselamatan kita sendiri; administrasi perjanjian yang manapun yang kita rujuk, kita sama sekali tidak mampu memenuhi persyaratannya. Oleh sebab itu, kita selalu bergantung pada anugerah dan pengampunan Allah untuk dapat menerima berkat perjanjianNya. Tidak ada satupun berkat yang dapat kita terima jika kita menolak Dia; dan jika kita menerimaNya kita juga menerima berkat-berkatNya semata-mata karena Kristus telah memenuhi semua persyaratan bagi kita.

Jawaban oleh Ra McLaughlin

Ra McLaughlin is Vice President of Finance and Administration at Third Millennium Ministries.

Q&A