Allah tidak menciptakan dinosaurus. Dinosaurus membuktikan bahwa penciptaan, kalaupun dapat kita sebut demikian, memang berevolusi. Oleh karenanya, mengapa anda tidak meyakini sains dan evolusi?
Terima kasih atas pertanyaan anda.
Allah Memercayai Sains
Allah menciptakan sains. Inilah bagian dari apa yang disebut para teolog sebagai Wahyu Umum. Silakan baca, “Dapatkah seseorang dilahirkan sebagai ateis?” berikut ini. Kebanyakan yang percaya Alkitab juga memercayai sains – tentunya saat sains itu benar, bukan ketika sains bersikeras bahwa bumi ini datar, atau meyakini bahwa ini adalah semester geo-sentris (bahwa bumilah yang menjadi pusat alam semesta), atau mengajarkan semesta yang statis (bahwanya semesta tidak berkembang maupun menciut), dll. Bacalah, “Bagaimana dengan bukti penanggalan Karbon-14” berikut ini.
Allah Memercayai Dinosaurus
Allah memercayai dinosaurus; bukankah Dia yang menciptakan mereka!
Allah menciptakan semua binatang di muka bumi, baik yang masih hidup maupun yang telah punah. Dinosaurus di laut dan bersayap diciptakan pada Penciptaan Hari ke lima (Kej. 1:20-23) dan dinosaurus darat diciptakan pada Hari ke enam (Kej. 1:24-25). Kedaulatan Allah memberikan mereka tempat dalam CiptaanNya (Ayub 39:6). Dia memberitahukan Ayub bahwa Dia lebih berkuasa dari dinosaurus; Behemoth dan Leviathan (Ayub 40:15-24; terutama Ayub 40:19 dan Job 41:1-34; terutama Ayub 41:10). Baca juga Mazmur 74:13 dan Yesaya 51:9.
Jadi, Alkitab justru membuktikan keberadaan dinosaurus!
Dinosaurus Menyanggah Evolusi
Bagaimana dengan evolusi dan dinosaurus? Apakah dinosaurus membuktikan bahwa evolusi benar? Sesungguhnya, justru sebaliknya; dinosaurus benar-benar menyanggah evolusi.
Mari kita menyelidiki dinosaurus secara singkat. Terdapat banyak spesies berbeda dari dinosaurus, ada sebanyak 700 yang terpublikasi. [1] Sesuai deskripsi masing-masing, sebagai memiliki pelindung tubuh dan yang lainnya bulu. Beberapa dinosaurus bipedal (berjalan dengan dua kaki) dan yang lainnya quadrupedal (berjalan dengan empat kaki). Sebagian bergerak perlahan sementara lainnya dengan cepat. Beberapa pemakan daging dan yang lainnya pemakan tumbuhan. Mereka memiliki jenis gigi yang berbeda dan diperkirakan memiliki warna berbeda (kamuflase, sebagian cerah, dll.). Besar, kecil, tinggi, pendek, berat dan ringan. Sebagian memiliki fitur seperti tangan sementara yang lainnya hanya cakar. Dan demikianpun dengan semua variasi ini, kaum ateis ingin kita memercayai bahwa semuanya ini terjadi kebetulan? Ledakan acak yang mengakibatkan semua variasi ini? Dan ini bahkan belum menyertakan manusia dan hewan lainnya di dunia!
Rancangan cerdas Allahlah yang menghasilkan semua variasi dinosaurus yang berbeda. Dia menciptakan sebuah “semesta yang matang (sudah jadi).” Dia ciptakan rumput dan bukan bibit rumput; buah dan bukan hanya biji buah (Kej. 1:11-12). Dia ciptakan laut “yang sudah jadi” dan makhluk-makhluk bersayap termasuk binatang di padang (Kej. 1:20-22, 24-25). Adam tidak diciptakan sebagai bayi, namun sudah mampu memahami bahkan berkomunikasi dengan Allah dan istrinya, Hawa (Kej. 1:28-30; 2:16-17, 23-24). Adam menamai banyak jenis binatang (Kej. 2:19-20). Dia mampu melakukan hal ini dengan tepat karena dia dapat melihat ternak “dewasa” makan rumput, burung-burung “dewasa” beterbangan, dan binatang berjalan, berlari dan bermain. Bukankah Adam mencari-cari pasangan yang “dewasa” (Kej. 2:20). Berarti, rancangan “dewasa” dan “cerdas” Allahlah yang menjadikan variasi berbeda dari semua binatang.
Menurut para ilmuwan, penglihatan dinosaurus sedikit lebih baik dari penglihatan kebanyakan reptil. Namun karena kita tidak memiliki mata dinosaurus untuk diperiksa mari kita lihat sekilas kompleksitas mata manusia.
Sekalipun akan ada perbedaan, tentu saja akan tetap ada beberapa persamaan.
Tentang mata manusia, Dr. Doug Borchman memaparkan sebagai berikut:
Mata memiliki 2 juta bagian yang bekerja.
Mata manusia mampu melihat resolusi 576 megapixels.
Kornea adalah satu-satunya jaringan yang tidak membutuhkan darah.
Mata mampu memproses 36,000 jenis informasi dalam satu jam.
Mata berkedip 10,000 kali sehari.
Dalam kondisi tepat, mata manusia sanggup melihat cahaya lilin dari jarak 22,5 km.
Mata mampu melihat 2,7 juta warna berbeda.
Mata memiliki sekitar 12 juta reseptor foto (sel peka cahaya).
Retina mengandung 130 juta batang untuk penglihatan malam hari dan 7 juta sel kerucut peka warna untuk penglihatan siang hari.
Lensa mata membuktikan kompleksitas yang mencengangkan.
... Jika kita hanya memperhatikan lensa dan membayangkan seekor ikan yang tidak memiliki lensa pada mata mereka, dan agar lensa tersebut entah bagaimana dapat terbentuk dalam ikan tersebut lewat kurun waktu tertentu dan secara kebetulan, maka lensa tersebut haruslah sudah terbentuk dengan sempurna dan jelas ketika muncul untuk pertama kalinya di mata, karena jika tidak maka lensa tersebut akan menghalangi penglihatan yang berarti kemampuan binatang tersebut untuk bertahan hidup akan terkompromikan, ... Untuk jelasnya, semua hal berikut ini harus terjadi: lensa tidak boleh memiliki pasokan darah atau sel organel; struktur molekul makro sel dan struktur molekul biomolekul haruslah diatur sebening kristal; ruang antar sel haruslah sedemikian kecilnya dan biomolekul dalam lensa harus memiliki indeks pembiasan yang benar. Tidak ada seri mutasi apapun yang dapat menyebabkan perubahan ini baik sebagian maupun semuanya dalam sebuah tisu bersamaan.
... Sebagai seorang ahli kimia, membuat sebuah molekul kecil amatlah sulit. Protein yang sudah saya pelajari, yaitu yang memompa kalsium, terbuat dari 1.000 asam amino. Kita dapat mensintesis sekitar 18 rangkaian asam amino di laboratorium dalam keadaan yang dikondisikan, namun kita bahkan tidak mampu memahami bagaimana dapat mensintesis protein dengan 1.000 asam amino, apalagi melipat rangkaian-rangkaian tersebut menjadi bentuk yang benar dan menempatkan mereka ke dalam sebuah selaput.
Sains ... memberitahukan kita bahwa ada sesuatu [Seseorang] yang lain... [2]
Walaupun hal ini sendiri tidak membuktikan adanya seorang Perancang Cerdas, tetap hal ini menunjukkan betapa tidak mungkinnya sebuah ciptaan yang demikian beragam dan kompleks dibuat hanya dari proses evolusi yang acak. Kemungkinan bahwa evolusi dapat memimpin sampai tiba pada sebuah ciptaan yang begitu kompleks adalah hal yang benar-benar mustahil!
Kaum Evolusionis, Ateis, dan Allah
Kekristenan bukanlah lompatan melampaui nalar, melainkan iman yang bernalar. Van Til memiliki sebuah analogi singkat yang menolong beberapa kaum Evolusionis dan Ateis menjadi orang percaya:
Suatu ketika saat Van Til muda melakukan perjalanan di Belanda dengan kereta api dia memperhatikan: seorang ayah dengan anak perempuannya yang masih kecil duduk di pangkuannya. Rupanya, sang ayah mendesak anak perempuannya untuk melakukan sesuatu saat mendadak dia menampar wajah ayahnya. Aplikasi Van Til?
Sikap anak perempuan tersebut mengilustrasikan pemberontak yang hidup dalam dunia Allah dan yang sesungguhnya ditopang oleh anugerah umum (Maz. 24:1). Mereka duduk, sebagaimana mestinya, di pangkuan Allah, dan justru karena mereka duduk di pangkuan Allahlah mereka mampu melakukan tamparan yang tidak punya rasa terima kasih. Oleh karenanya kaum tidak percaya yang mengkoar-koarkan kemandirian dan otonomi mereka sendiri sesungguhnya hanya mampu melakukan hal tersebut karena mereka justru ditopang oleh Allah Sendiri (Yohanes 19:10-11). Penyangkalan mereka akan Allah adalah afirmasi bagi Dia. Ateisme tidaklah membatalkan teisme. Sebagaimana yang pernah dipaparkan oleh ateis Nikita Khrushchev tentang Uni Soviet, “Di Rusia, bersyukur pada Allah, bahwa tidak ada Allah” (penekanan saya). [3]
Jadi, Allah memercayai sains. Dan Dia memercayai dinosaurus. FirmanNya membatalkan keyakinan palsu evolusi. Berarti, tinggal satu pertanyaan yang perlu dijawab, “Apakah anda memercayai Allah?”
Catatan Kaki
[1] "How many types of dinosaurs are known?," Rare Source, (http://www.rareresource.com/dinosaurs-types.htm). Last Accessed 29 November 2017.
[2] Ruth Schenk, "Complexity of the human eye points scientist to Master Creator," (http://www.southeastoutlook.org/news/features/article_9f63fbf8-bd7a-11e2-9f4b-0019bb30f31a.html). Last Accessed 29 November 2017.
[3] Jim West, "Van Til's Illustrations," (https://chalcedon.edu/magazine/van-tils-illustrations) Last Accessed 29 November 2017.
Dr. Joseph R. Nally, Jr., D.D., M.Div. is the Theological Editor at Third Millennium Ministries (Thirdmill).